Karya: Galang Widiono (admin ~GWotaku48~)
Shania,
seorang gadis berambut ikal dan dikuncir yangduduk di bangku panjang
sdeang menunggu bus jurusan Banjarnegara untukmenjemputnya. Aku
melihatnya dari belakang, dan Shania melihatku dan hanyatersenyum
padaku.
Akhirnya
bus itu telah di depan matanya, ia menaikibus itu dengan bertempo nada
lembut. Tapi aku melihat sesuatu yang berkilau ditempat yang diduduki
Shania tadi. Akupun mendekatinya.
“Wah berlian, pasti ini punya melody!”
Aku
berlari mengejar bus itu yang mulai berjalan. Akumeneriakan suara
Shania dengan sebisa suaraku. Tapi apa daya, semakin akukencang berlari
semakin menjauh bus itu.
Akhirnya
aku pasrah dengan semua ini. Aku pulang kerumah dengan berjalan
menelusuri desa Purwareja yang dihiasi oleh langit ‘orange’disore hari.
Kira-kira sepuluh menit aku sudah sampai dirumah.
Sesampainya
di runah aku langsung menidurkan badankuyang lemas ini. Jam dinding di
kamarku sudah menunjukkan pukul delapan malam.
“Sudah jam delapan ternyata, aku belum mandi”
Akupun
bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi untukmenyiram badanku yang bau
ini. Dua puluh menit aku sudah tiba di kamarku lagi.
Aku memilah-milih baju yang cocok untuk mala mini danmemutup badanku yang tadinya bau menjadi wangi.
Untuk
kedua kalinya aku melemparkan badanku ini di kasurkuyang empuk. Akupun
mencoba untuk menutup mataku dan membukanya kembali esokpagi. Tapi aku
tak bias itu, aku kepiran Shania terus.
“Shania
lagi ngapain? Apakah dia memikiran akudisini*pede gila*? Apakah dia
mencari berlian ini? Aaaaarrrrggggghhhh!!!! HanyaShania, Shania dan
Shania saja ynag ada di fikiranku.”
Akupun
menggenggam berlian ini di depan dada dekathati. Aku merasakan suatu
getaran dahsyat dari berlian ini. Walau aku cintapada Shania namun
tidak ku ucapkan, hanya pada berlian ini aku bisikkanperasaanku J
“Tolong berlian, sampaikan rasa sayangku ini padaShania, please ”
Keesokkanharinya
aku tak melihat Shania hari ini. Aku tak melihat senyumannya
yangmembuatku diabetes *lebay* dan tidak melihat wajahnya yang indah
sepertoberlian ini.
“Eh Mel, kok aku nggak liat Shania hari ini ya?” Aku bertanyapada Melody, teman sekelas Shania.
“Dia kan nggak berangkat. Masa nggak tau sih?”
“Wah, kenapa?”
“Enggak tau.”
Kriiiiiingggggggggggg…..!!!!!!!!!!!!!!
Perbincangankuakhirnya terpotong dengan suara bel masuk yang memecahkan
teriknya matahari.
Aku belum mengembalikan berlian ini, sampai kapan akuharus mengembalikannya??
************************************************************
Satu minggu sudah aku menyimpan berlian ini. Aku belummengembalikkan berlian ini dan belum bicara yang sejujurnya.
Seseorang
dari kelas sebelah, kelas X.7 beceritadengan suara yang samar-samar
gimana gitu bahwa gossip beredar di seluruhsekolah, tentag murid yang
bernama Shania akan pindah ke Jepang untuk ikutayahnya.
Saat
ku sadari sesuatu menghilang hati ini pun resahtidaj tertahankan. Aku
serentak lari keluar kelas tapi aku tak menyadari bahwaberlain jatuh
kelantai dan pecah.
“Haduhh..
Berliannya pecah bagaiman ini? Sepertihatiku yang pecah seribu
kepingan, bahkan enam ribu kepingan *gila, enam ribukaya mau beli ice
cream aja* setelah mendengar gossip itu L”
Aku
berlari ke lapangan belakang sebelah “indoor” yangberhiaskan rerumputan
hijau yang berwotagaian *ada konser JKT48 kali ya*. Akumenggenggam
berlian ini berluang kalinya. Aku menatap langit biru dan matakupun
berkaca-kaca berlinang tak bias berhenti *cengeng bener*. Air
matakubersinar yang terkena cahaya matahri yang menyilaukan.
“Galaannggggg…..”
Ada
seseorang meneriakan namanku dari dunia ini. Akuhanya menolehnya dank u
lemparkan tatapan kosong padanya. Dan itu ternyataVicky, sahabat baikku
*emang gua punya sahabat ya*
“Ngapain kamu di tengah tengah lapangan? Apa yang kaupegang? Kenapa pipimu basah?”
Sebuah pertanyaan eh tiga pertanyaan dari sesosoklelaki yang di sebelah ku itu aku sulit untuk menjawabnya.
“Mmmmm.. Enggak kok?”
“Ah, jujur deh sama saya!”
Akupun bercerita panjang lebar kepada Vicky
“Oh.. Jadi gitu ya? Kalo kau beneran suka sama Shaniatembak dia dong! ”
“Tapi aku takutt Vickyy -_-“
“Ah cemen kau! Jika kamuragu tak kan bisa memulai apapun.
Ungkapkanperasaanmu jujurlah dari sekarang juga!Jikakau bersuara
cahaya
kan bersinar.,, Suka itu kata paling hebar bro! Ayo buruan tembak!Lihat
noh siapa yang duduk memeluk lutut di lanpangan basket…”
“Haaa Shania???”
Aku yakin oh aku yakin akhirnya aku bisa bertemu.
Akupun
diseleng becanda melepas sepatu “snekears”seketika berlari sekuat
tenaga bagai melarikan diri *dikejar kantip ya bo*.Akupun sendirian
menatap langkah kaki tak mampu bilang suka.
“Shaniiaaaaaaaaaaaaaa??”
“Ha.. Ada apa Galang?”
“Aku pengin ngomong sama kamu..”
“Wah, ngomong aja kali..”
Sekarang juga yang bias aku lakukan hanyalah mengubahperasaan kedalam kata-kata.
“Apa benar kamu mau pindah ke Jepang?”
“Iya benar.”
“Ini punya kamu Shan?” Aku mengalihkan pembicaraan
“Wah iya, kamu nemuin dimana?”
Maafkan Vicky aku nggak bias ngungkapin yangsebenarnya. >_
“Minggu lalu di terminal, maaf berliannya pecah”
“Gapapa kali, makasih yaa.”
Aku membalasnya dengan senyumanku.
Tapi,
Shania sudah pergi dari hadapanku. Aku belum biasngunkapin yang
sebenarnya, aku memang pecundang Vicky! Andaikan berlian itu bisateriak
perasaanku pada Shania. Pasti aku tak akan sembunyikan teriakan
berlianku. Dan seandainya Shania akn kembali lagi ke kisini untuk
menjemputku *memangnyamau* aku pasti janji tak akan melepas dirinya
lagi. Dan selamanya dirik mejadipecundang.. Ku sadari bahwa berlian itu
akan selamanya diam dantidak mungkinberteriak.
Sumber : http://allaboutofjkt48.blogspot.com/2013/06/teriakan-berlian-untuk-shania_5168.html
0 komentar:
Posting Komentar